Sunday, April 24, 2016

INSTALASI LISTRIK

Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir. Energi listrik dari pembangkit sampai ke
pemakai / konsumen listrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan saluran dari alat pembatas dan pengukur (APP) sampai ke beban disebut instalasi pemanfaatan tenaga listrik.


Keterangan :
G : Generator            GI : Gardu Induk
GH : Gardu Hubung        GD : Gardu Distribusi
TT : Jaringan tegangan tinggi    TM : Jaringan tegangan menengah
TR : Jaringan tegangan rendah    APP : Alat pembatas dan pengukur
Pembangkitan tenaga listrik yang banyak dilakukan dengan cara
memutar generator sinkron sehingga didapatkan tenaga listrik arus bolakbalik
tiga fasa. Tenaga mekanik yang dipakai memutar generator listrik
didapat dari mesin penggerak generator listrik atau biasa disebut
penggerak mula (primeover). Mesin penggerak generator listrik yang
banyak digunakan adalah mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas.
Mesin penggerak generator melakukan konversi tenaga primer menjadi
tenaga mekanik penggerak generator. Proses konversi tenaga primer
menjadi tenaga mekanik menimbulkan produk sampingan berupa limbah
dan kebisingan yang perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan masalah
lingkungan.
Proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer
(bahan bakar atau potensi tenaga air) menjadi tenaga mekanik sebagai
penggerak generator listrik dan selanjutnya generator listrik menghasilkan
tenaga listrik.
Sistem Tenaga Listrik
Subsistem Pembangkit
Subsistem Transmisi
Subsistem Distribusi
Beban
Sistem Distribusi :
Adalah bagian sistem tenaga listrik yang berfungsi menerima daya dari saluran transmisi dan mendistribusikan kepada pusat-pusat beban yang lebih kecil sampai ke titik pelayanan konsumen.
Trafo SU :
Untuk mengurangi rugi-rugi daya  I^2  R
Untuk mengurangi susut tegangan  I.Z
Tipe Beban:
a. Beban yang bersifat Residential (perumahan)
    Pada tipe ini menyangkut lokasi (tempat), sehingga dibagi :
    1. Beban Urban dan sub urban
    2. Beban rural
b. Beban Komersial
    1. Beban pusat kota
    2. Shopping center
    3. Comercial Building
c. 1. Beban Industri
   2. Small plants
   3. Large plants
Tipe Sistem Distribusi:
a. Berdasarkan Bentuk Arus
    1. Distribusi arus Searah
    2. Distribusi arus bolak-balik
b. Berdasarkan Level Tegangan
    1. Distribusi Sekunder
    2. Distribusi Primer
c. Berdasarkan Cara Pemasangan
    1. Distribusi saluran udara
    2. Distribusi bawah tanah
d. Berdasarkan Jumlah Fasa
    1. Distribusi 1 fasa, 2/3 kawat
    2. Distribusi 3 fasa , ¾ kawat
e. Berdasarkan Frekuensi
    1. Frekuensi 50 hz, Ind, Eropa, Jepang
    2. Frekuensi 60 hz, USA
    3. Frekuensi 25 Hz, 16 2/3 Hz untuk traksi
f. Berdasarkan Bentuk Jaringan
    1. Radial
    2. Loop
    3. Network / Grid
    4. Tapped Tie
KARAKTERISTIK BEBAN
Fungsi system distribusi adalah menyalurkan daya dari GI (GI sub transmisi) kepada trafo pemakai dengan selalu mengikuti kebutuhan pemakai, dan harus memenuhi persyaratan atau standar pelayanan.
Persayaratan atau standar pelayanan ada tiga , yaitu :
1. Tegangan
    a. Harus memenuhi level tegangan yang dikehendaki (TR, TM)
    b. Range tegangan, yang meliputi regulasi (perubahan tegangan akibat perubahan
         beban) dan spread (variasi tegangan menurut lokasi pelayanan)
     c. Keajegan tegangan, tidak terjadi tegangan transient (start motor-motor besar)
         dan tidak terjadi kedip tegangan (beban-beban tertentu).
2. Kontinuitas
     Tidak sering terjadi pemutusan aliran karena sebab yang disengaja , seperti  
      perbaikan, pemeliharaan.
3. Keandalan
    Tidak sering terjadi pemutusan aliran karena sebab-sebab yang tidak disengaja,
    misalnya sambaran petir
Pemakai ada dua, yaitu :
Umum, untuk pemakai yang umum, dapat menerima adanya pemadaman
Khusus, untuk pemakai yang khusus tidak dapat menerima adanya pemadaman, misalnya Rumah Sakit, Lapangan Udara, Perkantoran, Toserba,  dan Industri
Kebutuhan pemakai:
Bervariasi, beban berubah dari waktu ke waktu secara berulang. Bervariasi dalam besarnya arus.
Berkembang, beban bertambah dari tahun ke tahun yang meliputi besar kVA, luas pelayanan dan kepadatan.
Sehingga kebutuhan akan mempengaruhi dalam hal perencanaan pengoperasian, memepngaruhi karakteristik beban.
Perencanaan pengoperasian, ditinjau dari dua segi :
1. Segi teknis, meliputi :
Level tegangan
Susust tegangan
Pengaturan tegangan
Kedip tegangan
Rugi-rugi daya dan efesiensi penyaluran
Keamanan  dan keandalan
2. Segi ekonomis, meliputi:
Biaya investasi : harga peralatan dan bahan, ongkos pemasangan, biaya survai dan perencanaan.
Biaya operasi : biaya pemeliharaan, biaya penggantian komponen yang rusak
Karakteristik Beban
Adalah istilah-istilah dan hubungan-hubungan antara berbagai besaran listrik yang penting untuk memberikan pengaruh beban terhadap system atau terhadap beban lain.
Penggolongan Beban, harus dilakuan dengan mensfesifikasikan basis penggolongan:
1. Menurut lingkungan dan lokasi geografis
Down town
Urban
Sub urban
Rural
2. Menurut kedududkan konsumen
Domestik
Komersial
Industri
3. Menurut ketergantungan terhadap listrik
Kritis
Darurat
Normal
4. Menurut pengaruhnya terhadap beban lain
Transient
Normal
5. Menurut dafatar tariff listrik
Perumahan
Industri
6. Menurut pertimbangan khusus, ditinjau dari perubahan beban
Sangat kritis
Sangat sensitive
PROSES PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
Pusat listrik adalah tempat di mana proses pembangkitan tenaga listrik dilakukan. Proses pembangkitan tenaga  listrik merupakan proses konversi energi primer (bahan bakar atau potensi tenaga air) menjadi energi mekanik penggerak generator , yang selanjutnya energi mekanik ini dihubungkan dengan generator sinkron dan memutar generator tersebut yang selanjutnya akan menghasilkan tenaga listrik.
Kelengkapan pada pusat pembangkit listrik antara lain adalah:
a) Instalasi sumber energi (energi primer, yaitu instalasi bahan bakar
    untuk pusat pembangkit termal dan atau instalasi tenaga air)
b) Instalasi mesin penggerak generator listrik, yaitu instalasi yang
    berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik
    sebagai penggerak generator listrik
c) Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta
    turbin uap, mesin diesel, turbin gas, dan turbin air
d) Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan
    instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.
e) Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
    1) Instalasi tegangan tinggi, yaitu instalasi yang yang digunakan untuk
        menyalurkan energi listrik yang dlibangkitkan generator listrik
    2) Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi pada peralatan bantu dan
        instalasi penerangan,
    3) Instalasi arus searah, yaitu instalasi baterai aki dan peralatan
        pengisiannya serta jaringan arus searah terutama yang digunakan
        untuk proteksi, kontrol, dan telekomunikasi.
Sumber Energi
1. Minyak Tanah
    - Diperoleh dengan proses pengeboran
    - Keuntungannya adalah mudah diperoleh dan dengan tingkat pencemaran     rendah.
    - Kerugiannya adalah cadangan yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui.
2. Gas Alam
    -  Diperoleh dengan proses pengeboran.
    - Keuntungannya, mudah diperoleh dan tingkat pencemarannya rendah.
    - Kerugiannya, cadangan yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui.
3. Batu Bara
    - Diperoleh dengan proses penambangan.
    - Keuntungannya, mudah dipegang
    - Kerugiannya , prosesnya menimbulkan pencemaran atmosfir
4. Pembelahan Inti
    - Diperoleh dengan proses reaktor air biasa.
    - Keuntungannya, sesuai dengan teknologi yang ada.
    - Kerugiannya, bahan bakar terbatas, pencemaran panas.
5. Reaktor Pembiak
    - Diperoleh melalui proses reaktor cairan logam dingin.
    - Keuntungannya, memperkecil  batas bahan bakar yang tersedia.
    - Kerugiannya, seperti pembelahan inti tapi lebih hebat.
6. Perpaduan Nuklir
   - Diperoleh melalui proses muatan magnit, bahan laser.
   - Keuntungannya, cadangan bahan bakar tidak terbatas.
   - Kerugiannya, kebocoran radiasi .
7. Panas Matahari
   - Diperoleh melalui proses panas dan dingin langsung melalui penyerapan dan sorotan matahari.
   - Keuntungannya, bebas dari pencemaran, tidak terbatas,
  - Kerugiannya, biaya pengadaan mahal
8. Panas Matahari Listrik
    - Diperoleh melalui proses penggunaan energi matahari untuk menjalankan turbin uap.
    - Keuntungannya, bebas pencemaran , sumber energi tidak terbatas.
    - Kerugiannya, diperlukan penyelidikan yang mendalam .
9. Photovoltaik Surya
    - Diperoleh melalui hasil photovoltaik dalam alat-alat hubung semikonduktor.
    - Keuntungannya, bebas pencemaran dan sumber energi tidak terbatas.
10. Hidro Elektrik
   - Diperoleh melalui aliran air akibat gaya berat .
   - Keuntungannya; dapat diperbaharui, tidak mahal.
   - Kerugiannya; tempat terbatas .
11. Tenaga Ombak
  - Diperoleh melalui gerakan air  .
  - Keuntungannya; bebas pencemaran dan dapat diperbaharui.
  - Kerugiannya; jumalah terbatas
12. Angin
    - Diperoleh melalui proses tenaga kinetis angin .
    - Keuntungannya; bebas pencemaran dan dapat diperbaharui .
    - Kerugiannya; tempat terbatas, dipengaruhi oleh musim .
13. Panas Laut
    - Diperoleh melalui proses derajat panas yang digunakan untuk menjalankan mesin panas dan menimbulkan tenaga listrik.
    - Keuntungannnya;  bebas pencemaran dan mudah diperbaharui.
    - Kerugiannya; material mudah berkarat, proses pemindahan mahal.
14. Panas Bumi
   - Diperoleh melalui proses reruntuhan radioaktif termasuk hasil panas bumi.
   - Keuntungannya; tidak mahal .
   - Kerugiannya; terbatas untuk tempat-tempat tertentu, perkaratan.
15. Biomassa
   - Diperoleh mellaui pemindahan dari zat organik padat dalam bahan bakar sintetis.
   - Keuntungannya;  tersedia .
   - Kerugiannya; memerlukan tanah pertanian, harga tidak tetap, lumpur .
Jenis-jenis Pusat Listrik
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
1.    Energi primer : Tenaga air
2.     Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
    Energi primer :Bahan bakar minyak atau gas .
3.      Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
    Energi primer :Bahan bakar batu bara, minyak, gas
4.      Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
    Energi primer : Bahan bakar gas atau minyak
5.    Pusat Listrik Teanaga Gas dan Uap (PLTGU)
    Merupakan kombinasi PLTG dengan PLTU, dimana gas buang PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap dalam ketel uap untuk penggerak turbin.
6.    Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
    Merupakan PLTU tanpa ketel uap, Uap penggerak turbin uap didapat dari dalam bumi
7.    Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
    Merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi energi primernya.
1. Pusat listrik tenaga thermo
    Pusat pembangkit listrik tenaga thermo menggunakan bahan bakar yang
    berbentuk padat, cair, dan gas.
Pusat pembangkit listrik tenaga thermo, terdiri dari:
a) Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU).
    Pada pusat listrik tenaga uap menggunakan bahan bakar batu bara,
    minyak, atau gas sebagai sumber energi primer.
    Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan putaran
    turbin uap. Tenaga untuk menggerakkan turbin berupa tenaga uap yang
    berasal dari ketel uap. Bahan bahan bakar ketelnya berupa batu bara,
    minyak bakar, dan lainnya.
b) Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
    Pada pusat listrik tenaga gas, energi primer berasal dari bahan bakar
    gas atau minyak. Untuk memutar generator pembangkit listrik
    menggunakan tenaga penggerak turbin gas atau motor gas. Untuk
    memutar turbin gas atau motor gas menggunakan tenaga gas. Gas
    berasal dari dapur tinggi, dapur kokas, dan gas alam.
c) Pusat Listrik Tenaga Disel (PLTD)
    Pada pusat pembangkit listrik tenaga diesel, energi primer sebagai
    energi diesel berasal dari bahan bakar minyak atau bahan bakar gas.
    Untuk memutar generator pembangkit listrik menggunakan tenaga
    pemutar yang berasal dari putaran disel.
d) Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
    Pusat listrik tenaga gas dan uap merupakan kombinasi PLTG dengan
    PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap
    oleh ketel uap dan menghasilkan uap sebagai penggerak turbin uap.
    Turbin uap selanjutnya memutar generator listrik
e) Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
    Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan pusat pembangkit
    yang tidak memiliki ketel uap karena uap sebagai penggerak turbin uap
    berasal dari dalam bumi
2. Pusat listrik tenaga hydro
   Pusat listrik yang menggunakan tenaga air atau sering disebut Pusat
   Listrik Tenaga Air (PLTA). Pada pusat listrik tenaga air, energi utamanya
   berasal dari tenaga air (energi primer). Tenaga air tersebut
   menggerakkan turbin air dan turbin air memutar generator listrik. Pusat
   listrik ini menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer.
Pusat Listrik Tenaga Air dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a) Pusat listrik tenaga air daerah bukit, memanfaatkan selisih tinggi
    jatuhnya air yang tinggi.
b) Pusat listrik tenaga air daerah datar, memanfaatkan debit air dan tinggi
     jatuhnya air rendah.
Instalasi Listrik pada Pusat Pembangkitan Listrik
Secara umum, pusat pembangkit listrik membangkitkan tenaga listrik arus
bolak-balik tiga fasa yang dihasilkan oleh generator sinkron.Tegangan generator paling tinggi yang dapat dibangkitkan oleh pembangkit listrik adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam tingkat riset sedang dikembangkan generator yang dapat membangkitkan tegangan listrik sampai 150 kV. Diagram satu garis instalasi tenaga listrik pada pusat pembangkit listrik sederhana ditunjukkan pada Gambar  berikut.
PMT/CB = Pemutus Tenaga (Circuit Breaker)
PMS/DS = Sakelar Pemisah (Diconnecting Switch)
Tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator sinkron dinaikkan dengan menggunakan transformator listrik sebelum dihubungkan pada rel (busbar) melalui pemutus tenaga(PMT).
Semua generator listrik yang menghasilkan energi listrik dihubungkan pada rel (busbar). Begitu pula semua saluran keluar dari pusat listrik dihubungkan dengan rel pusat listrik.
Saluran yang keluar dari rel pusat pembangkit listrik digunakan untuk mengirim tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi pemakai (beban) dan digunakan untuk menyediakan tenaga listrik di lokasi sekitar pusat pusat pembangkit listrik. Selain itu juga ada saluran (feeder) yang digunakan menyediakan tenaga listrik untuk keperluan pusat pembangkit sendiri yang digunakan untuk sumber tenaga listrik pada instalasi
penerangan, mengoperasikan motor-motor listrik (motor listrik sebagai penggerak pompa air pendingin, motor listrik sebagai penggerak pendingin udara, motor listrik sebagai penggerak peralatan pengangkat, keperluan kelengkapan kontrol, dan lain-lain).
Pada pusat pembangkit listrik juga memiliki instalasi listrik dengan sumber tegangan listrik arus searah. Sumber listrik arus searah pada pusat pembangkit tenaga listrik
digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada pemutus tenaga (PMT) dan untuk lampu penerangan darurat. Sumber listrik arussearah yang digunakan pada pusat pembangkit listrik adalah baterai aki yang diisi oleh penyearah.
Pembangkit Listrik keadaan tertentu
Tenaga Panas Bumi
Tenaga Biomassa
Tenaga Surya
Aki
Sel bahan bakar
Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Proses pembangkitan energi listrik pada prinsipnya merupakan konversi
energi primer menjadi energi mekanik yang berfungsi sebagai penggerak
dan penggerak tersebut (energi mekanik) dikonversi oleh generator listrik
menjadi tenaga listrik. Pada proses konversi tersebut pasti timbul
masalah-masalah. Masalah yang timbul pada poses konversi energi
tersebut diantaranya adalah:
1. Penyediaan Energi Primer
Energi primer untuk pusat pembangkit listrik thermal berupa bahan bakar.
Penyediaan bahan bakar harus optimal, meliputi: pengadaan bahan
bakar, transportasi bahan bakar, dan penyimpanan bahan bakar serta
faktor keamanan dari resiko terjadinya kebakaran karena kebakaran
dapat diakibatkan oleh faktor kelalaian manusia dalam menyimpan bahan
bakar maupun akibat terjadinya reaksi kimia dari bahan bakar itu sendiri
Energi primer pada PLTA adalah air, proses pengadaanya dapat berasal
asli dari alam dan dapat berasal dari sungai-sungai dan air hujan yang
ditampung pada waduk atau bendungan.
Pada PLTA, diperlukan daerah konservasi hutan pada daerah aliran
sungai (DAS) agar supaya hutan berfungsi sebagai penyimpan air
sehingga tidak timbul banjir di musim hujan dan sebaliknya tidak terjadi
kekeringan pada saat musim kemarau.
2. Penyediaan air untuk keperluan pendingin
Kebutuhan terpenuhinya penyediaan air pendingin khususnya pada
pusat pembangkit listrik thermal, sangat penting keperadaannya seperti
pada PLTU dan PLTD. Sedangkan pada PLTG kebutuhan air untuk
keperluan pendinginan tidak memerlukan air pendingin yang banyak.
PLTU dan PLTD dengan daya terpasang melebihi 25 MW banyak yang
dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air pendingin dalam
jumlah besar sehingga PLTU dan PLTD dapat menggunakan air laut
sebagai bahan untuk keperluan air pendingin.
Pada unit-unit PLTD yang kecil, atau di bawah 3 MW, proses
pendinginannya dapat menggunakan udara yang berasal dari radiator
3. Masalah Limbah
Pusat Listrik Tenaga Uap yang menggunakan bahan bakar batu bara,
menghasilkan limbah abu batu bara dan asap yang mengandung gas
S02, C02, dan NO.
Semua PLTU menghasilkan limbah bahan kimia dari air ketel (blow
down). Pada PLTD dan PLTG menghasilkan limbah yang berupa minyak
pelumas.
PLTA tidak menghasilkan limbah, tetapi limbah yang berasal dari
masyarakat yang masuk ke sungai sering menimbulkan gangguan pada
PLTA.
4. Masalah Kebisingan
Pada pusat listrik thermal dapat menimbulkan suara keras yang
merupakan kebisingan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya,
sehingga tingkat kebisingan yang ditimbulkan harus dijaga supaya tidak
melampaui standar kebisingan yang ditetapkan.
5. Operasi
Operasi pusat pembangkit listrik sebagian besar 24 jam sehari. Selain itu
biaya penyediaan tenaga listrik sebagian besar (±60%) untuk operasi
pusat pembangkit listrik, khususnya untuk pengadaan bahan bakar,
sehingga perlu dilakukan operasi pusat pembangkit listrik yang efisien.
Apabila pusat pembangkit listrik beroperasi dalam sistem interkoneksi,
(yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan pusat-pusat
pembangkit listrik lain melalui saluran transmisi), maka pusat pembangkit
listrik harus mengikuti dan memenuhi pola operasi sistem interkoneksi.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk menjaga atau memelihara fasilitas
dan atau peralatan serta mengadakan perbaikan atau penyesuaian dan
atau mengganti yang diperlukan sehingga terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan.
Jenis pemeliharaan terdiri dari dua macam, yaitu:
a) Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance), dan
b) Pemeliharaan perbaikan (corrective atau breakdown maintenance).
Masalah atau persoalan dalam pemeliharaan meliputi:
Persoalan teknis dan
 persoalan ekonomis.
Pada persoalan teknis yang perlu diperhatikan adalah tindakan apa yang harus dilakukan untuk memeliharaatau merawat dan atau memperbaiki/mereparasi mesin atau peralatanyang rusak, serta alat-alat atau komponen apa saja yang harus dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan pada pekerjaanpemeliharaan atau merawat dan atau memperbaiki mesin atau peralatan yang rusak dapat dilakukan.
Pada persoalan teknis: apakah sebaiknya dilakukan preventive
    maintenance atau corrective maintenance, apakah sebaiknya peralatan
    yang rusak diperbaiki di dalam perusahaan atau di luar perusahaan, dan
    apakah sebaiknya peralatan atau mesin yang rusak diperbaiki ataudiganti.
Jenis-jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh bagian maintenance,
meliputi:
a) Pemeliharaan bangunan
b) Pemeliharaan peralatan bengkel
c) Pemeliharaan peralatan elektronika
d) Pemeliharaan untuk tenaga pembangkit
e) Pemeliharaan penerangan dan ventilasi
f) Pemeliharaan material handling dan pengangkutan
g) Pemeliharaan halaman dan taman
h) Pemeliharaan peralatan service
i) Pemeliharaan peralatan gudang
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk mempertahankan efisiensi.
Menjaga investasi, mempertahankan keandalan, dan mempertahankan
umur ekonomis.Khusus untuk pusat pembangkit listrik, bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
a) Bagian-bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cincin pengisap
     (piston ring), dan engsel-engsel.
b) Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang
     berbeda, seperti: penukar panas (heat exchanger) cran ketel uap.
c) Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung
    listrik.
Tugas kegiatan pemeliharaan meliputi:
a) Inspeksi (Inspection)
b) Kegiatan teknik (engineering)
c) Kegiatan produksi (production)
d) Kegiatan adminstrasi (clerical work)
e) Pemeliharaan bangunan (housekeeping)
Pelaksanaan pemeliharaan fasilitas dan peralatan memerlukan:
a) Berpedoman pada petunjuk peralatan atau mesin (manual book),
meliputi:
- Kegunaan dari mesin atau peralatan
- Kapasitas mesin pada waktu atau umur tertentu
- Cara memakai atau mengoperasikan mesin dan atau peralatan
- Cara memelihara dan memperbaiki mesin dan atau peralatan
b) Dengan berpedoman kepada buku petunjuk, melputi:
- Usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pemakaian dan
   pemeliharaan mesin pada waktu mesin berumur tertentu
- Penggunaan mesin dan atau peralatan harus sesuai dengan fungsi
  atau kegunaan
- Cara-cara kegiatan teknis pemeliharaan dan perbaikan yang harus
  dilakukan pada mesin tersebut
Syarat-syarat yang diperlukan agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat
efisien adalah:
a) Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki
perusahaan.
b) Harus ada perencanaan (planning) dan jadwal (scheduling).
c) Harus ada surat tugas yang tertulis.
d) Harus ada persediaan alat-alat/sparepart.
e) Harus ada catatan.
f) Harus ada laporan, pengawasan dan anĂ¡lisis.
Usaha-usaha untuk menjamin kelancaran kegiatan pemeliharaan adalah:
a) Menambah jumlah peralatan para pekerja bagian pemeliharaan.
b) Menggunakan suatu preventive maintenance.
c) Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu sistem produksi pada
    tingkat-tingkat yang kritis (critical unit).
d) Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja pada bagian
    pemeliharaan sebagai suatu komponen dari mesin dan atau peralatan
    yang ada
7. Gangguan dan Kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutus Tenaga (PMT)
membuka (trip) di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan
pasokan tenaga listrik. Gangguan sesungguhnya adalah peristiwa
hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir dan tanaman.
Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya
gangguan yang disebabkan peti yang terjadi berkali-kali akhirnya dapat
mengakibatkan alat (misalnya transformator) menjadi rusak.
8. Pengembangan Pembangkit
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam
sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan
karena beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain pihak
unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari
operasi.
Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk
penambahan unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat
dilakukan dengan menambah unit pembangkit dalam gedung pusat listrik
yang telah ada tersebut. Tetapi jika tidak ada lagi kemungkinan
memperluas gedung pusat listrik yang ada, maka harus dibangun pusat
listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan khususnya dalam sistem
interkoneksi, selain harus memperhatikan masalah gangguan dan
kerusakan juga harus memperhatikan masalah saluran transmisi dalam
sistem.
9. Perkembangan Teknologi Pembangkitan
Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya mengarah pada
perbaikan efisiensi dan penerapan teknik konversi energi yang baru dan
penurunan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat
keras (hardware) seperti komputerisasi dan juga perangkat lunak
(software) seperti pengembangan model-model matematika untuk
optimasi.
Sistem Interkoneksi
Pusat listrik yang besar, di atas 100 MW umumnya beroperasi dalam
sistem interkoneksi. Pada sistem interkoneksi terdapat banyak pusat
listrik dan banyak pusat beban (yang disebut gardu induk/GI) yang
dihubungkan satu sama lain oleh saluran transmisi. Di setiap GI terdapat
beban berupa jaringan distribusi yang melayani para konsumen tenaga
listrik. Jaringan distribusi beserta konsumen ini merupakan suatu
subsistem distribusi dan subsistem dari setiap GI umumnya tidak
mempunyai hubungan listrik satu sama lain (interkoneksi).
Tujuan dari sistem interkoneksi antara lain adalah untuk menjaga
kontinuitas penyediaan tenaga listrik karena apabila salah satu pusat
pembangkit mengalami gangguan masih dapat disuplai dari pembangkit
lain yang terhubung secara interkoneksi. Tujuan lainnya adalah saling
memperingan beban yang harus ditanggung oleh suatu pusat listrik.
Gambar  menunjukkan sebagian dari sistem interkoneksi yang terdiri
dari sebuah pusat listrik, dua buah GI beserta subsistem distribusinya.
Karena operasi pusat-pusat listrik dalam sistem interkoneksi saling
mempengaruhi satu sama lain, maka perlu ada koordinasi operasi.
Koordinasi operasi ini dilakukan oleh pusat pengatur beban.
Proses Penyaluran Tenaga Listrik
Setelah tenaga listrik dibangkitkan oleh suatu pusat pembangkit listrik,
selanjutnya tenaga listrik disalurkan (ditransmisikan) melalui jaringan
transmisi. Dari jaringan transmisi selanjutnya didistribusikan kepada para
konsumen tenaga listrik melalui jaringan distribusi tenaga listrik.
Dalam pusat listrik, energi primer dikonversikan menjadi energi listrik.
Kemudian energi listrik ini dinaikkan tegangannya untuk disalurkan
melalui saluran transmisi. Tegangan transmisi yang digunakan PLN:
70 kV, 150kV, 275 kV, dan 500 kV. PT. Caltex Pacific Indonesia yang
beroperasi di daerah Riau menggunakan tegangan transmisi 110 kV dan
230 kV Sedangkan PT. Inalum di Sumatera Utara menggunakan
tegangan transmisi 220 kV.
Saluran transmisi dapat berupa saluran kabel udara. atau saluran kabel
tanah. PLN menggunakan frekuensi 50 Hz.
1. Di gardu induk (GI), tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi primer. 2. Tegangan distribusi primer yang digunakan PLN adalah 20 kV. menggunakan 3. Proses penyaluran tenaga listrik bagi konsumen ditunjukkan pada Dari Gardu         Induk (GI), tenaga listrik didistribusikan melalui penyulang-penyulang
    distribusi yang berupa saluran udara atau melalui saluran kabel tanah.
Pada penyulang-penyulang distribusi terdapat gardu-gardu
distribusi yang berfungsi untuk menurunkan tegangan distribusi primer
menjadi tegangan rendah 380/220 Volt yang didistribusikan melalui
jaringan tegangan rendah (JTR).
Konsumen tenaga listrik mendapat tenaga listrik dari JTR dengan
menggunakan sambungan rumah (SR). Dari sambungan, tenaga listrik
masuk ke alat pembatas dan pencatat tenaga listrik berupa KWH meter
sebelum memasuki instalasi rumah milik konsumen. KWH meter
berfungsi membatasi daya dan mencatat besarnya pemakaian energi
listrik oleh konsumen.
Mutu Tenaga Listrik
Mutu tenaga listrik sangat diperlukan dalam kaitannya dengan kualitas
penyediaan tenaga listrik dan pelayanan. Pertumbuhan pemakaian
tenaga listrik makin lama makin meningkat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya bagi keperluan industri, maka mutu tenaga listrik harus juga
semakin meningkat dan menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak
pemakai tenaga listrik.
Untuk merekam kualitas tenaga listrik yang dihasilkan oleh pusat-pusat
listrik digunakan alat Power Network Analyzer Type (TOPAS) 1000
buatan LEM Belgia. Gambar I.16 menunjukkan Power Network Analyzer
Type TOPAS 1000 buatan LEM Belgia.
Mutu tenaga listrik yang dihasilkan pusat listrik, indikatornya antara lain
adalah:
1. Kontinuitas penyediaan, apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang
    tahun.
2. Nilai tegangan, apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan.
3. Nilai frekuensi, apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan.
4. Kedip tegangan, apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima
    oleh pemakai tenaga listrik.
5. Kandungan harmonisa, apakah jumlahnya masih dalam batas-batas
    yang dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.
Kelima indikator dapat direkam, jika ada permasalahan yang tidak
sesuai, dapat dibahas secara kuantitatif antara pihak penyedia dan
pemakai tenaga listrik, alat tersebut mampu melakukan perekaman pada:
a) Arus dari tegangan dalarn keadaan normal maupun transien.
b) Harmonisa yang terkandung dalam tegangan.
c) Kedip tegangan, variasi tegangan, dan kemiringan tegangan.
d) Frekuensi.
SUMBER / PENGARANG ( Ir. SUDIRMAN ROHADI MKom)

0 comments:

Post a Comment

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

APABILA ADA SARAN SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DI KOTAK KOMENTAR.